Tips Mudah Berlibur Bersama Bayi

Yes… holiday season is just around the corner… Yang masih UAS semangat yaa.. yang sudah selesai pastinya sudah santai. Siap-siap untuk liburan. Memang sekarang sudah jadi jadwal rutin bagi banyak keluarga untuk menyempatkan berlibur. Dibanding zaman kita kecil dulu hihihi.. Anak-anak sekarang tidak asing dengan menginap di hotel baik yang relatif dekat ataupun jauh sekalipun dari rumah. Kadang berlibur sudah dimulai sejak bayi masih sangat kecil. Jadi sebenarnya tidak ada halangan deh ceritanya. Yang penting dipersiapkan dengan baik segala halnya. Bagaimana tipsnya? Lengkap diulas selanjutnya yaaa…

 

Post ini akan membahas berlibur bersama sang bayi berarti anak usia < 1 tahun. Dari satu sisi sih asik juga karena masih bisa dibawa-bawa alias ga banyak maunya. Di sisi lain, kadang rutinitas di rumah sulit diterapkan saat bepergian sehingga bayi sangat mungkin menjadi rewel dan bingung. Lalu, membawa anak juga berarti membawa banyak sekali perlengkapan untuk memastikan si anak tetap nyaman. Selain baju ekstra, ibu juga menyiapkan bedong, selimut, mainan, boneka, dsb, Jadi banyak deh… Membawa bayi pergi ke supermarket aja bisa repot ya apalagi untuk naik kendaraan atau pesawat terbang. Hihihi.

 

 

Berikut beberapa tips yang saya bagikan untuk mempermudah perjalananan bersama bayi dan keluarga:

Transportasi

Naik kendaraan pribadi cukup nyaman untuk bayi. Bawalah alas atau bantal untuk kenyamanan bayi dan ibu di perjalanan. Jika naik pesawat terbang, usahakan memilih jam yang biasanya adalah jam tidur bayi sehingga dia cenderung beristirahat di pesawat dan tidak bangun. Disarankan memilih penerbangan yang relatif singkat (maksimal 2-3 jam) untuk mengurangi kemungkinan bayi bosan atau rewel. Susui atau berikan susu sebelum dan selama proses take off dan landing untuk membuka saluran tuba di telinganya agar tidak terasa sakit. Memilih tempat duduk di aisle atau dekat lorong dianjurkan agar mudah ke toilet atau berdiri menggendong bayi jika menangis. Apabila anak sudah agak besar, saat menunggu di waiting room sebelum berangkat usahakan banyak beraktivitas bersama agar anak nanti merasa lelah dan tertidur saat penerbangan.

Makanan

Bayi yang berusia kurang dari 6 bulan lebih mudah diajak bepergian karena hanya bermodalkan ASI atau susu formula yang pastinya sudah disiapkan sebelumnya. Bawalah susu formula sendiri karena di tempat tujuan belum tentu ada susu yang biasa digunakan. Tantangannya adalah untuk memastikan alat-alat pompa dan peralatan makan dalam kondisi sesteril mungkin. Apakah perlu membawa steriliser? Boleh dipertimbangkan jika memang harus demikian.

Sedangkan bayi berusia 6-12 bulan adalah fase tersulit untuk dibawa berlibur dari sisi penyediaan makanan (mungkin lebih baik berlibur yang dekat saja atau menunda berlibur hingga sudah setahun usianya). Kenapa? Karena di usia ini bayi baru mulai belajar makan. Kadang sulit menyediakan makanan homemade seperti di rumah. Sederhananya adalah menyediakan buah. Pisang mudah ditemukan (tetapi susah dibawa dalam perjalanan panjang hehehe karena jadi terlalu cepat matang dan lembek), alpukat, jeruk, semua bisa menjadi bekal dan diberikan dengan mudah kepada bayi. Modalnya hanya saringan, sendok, dan pisau.

Untuk tepung yang harus dimasak mungkin menjadi pilihan sulit kecuali berada di penginapan dengan  dapur mini yang dapat memasak di panci kecil. Jika ibu memilih makanan siap saji dalam botol pastikan anak telah mencobanya terlebih dahulu karena banyak juga anak yang tidak familiar dan menolak makanan seperti itu. Mungkin rasanya agak aneh ya.

Saran terakhir dalam kondisi darurat adalah menggunakan makanan siap saji dalam bentuk sachet yang banyak dijua. Hanya perlu diseduh dengan air panas. Relatif mudah dibawa dan mudah disiapkan di mana saja. Hanya perlu mencari restoran yang menjual teh atau kopi panas dan meminta air panasnya untuk menyeduh makanan. Biasa anak tidak akan menolak karena rasanya gurih dan bervariasi. Jangan lupa siapkan mangkuk bersih dan sendok di tas jika akan diseduh di perjalanan. Tetapi jika di restoran bisa meminjam mangkuk atau cangkir teh dan sendok teh yang tersedia. Main concern-nya adalah kurang sehat dikonsumsi jangka panjang.

Untuk saya pribadi sih OK aja karena untuk kondisi darurat saja dibandingkan repot pengen masak sendiri yang sebenarnya tidak memungkinkan yaa. Saya seringnya membuat kombinasi biskuit instan dengan buah segar seperti kuah semangka atau perasan jeruk. Jadi biskuitnya lebih sehat karena tidak hanya ditambahkan air dan juga lebih lezat. Compromise. Toh hanya beberapa hari saja.

Usaha yang lebih dramatis adalah mencari sayur rebus yang bisa disaring dengan saringan kawat. Makan pagi di hotel biasanya menyediakan jagung, kacang polong, dan wortel tumis. Lauk tersebut bisa disaring dengan bubur yang juga ada. Simpan dalam container dengan warmer dan bisa dikonsumsi untuk siangnya. Paginya makan yang disaring di restoran. Tinggal cari untuk makan malam deh. Mungkin bisa biskuit atau sachet cepat saji tadi. Kekurangannya adalah makanan orang dewasa mengandung garam dan mungkin juga penyedap. Silakan menimbang-nimbang. Dari menu makan pagi juga bisa menyimpan buah segar yang dapat dikonsumsi anak kemudian. Jika khawatir tingkat kebersihan buahnya, silakan membilas dengan air mineral sebelum dikonsumsi atau disaring.

Pakaian dan Perlengkapan

Bayi membutuhkan banyak baju tambahan karena bayi sering basah bajunya. Kadang muntah, ketumpahan susu, dsb. Jadi bawalah baju dalam jumlah yang lebih banyak dari yang direncanakan. Bawalah juga alas untuk mengganti bayi di jalan jika diperlukan. Kantong plastik untuk menyimpan baju yang basah dan tissue basah dalam jumlah yang banyak karena sulit mencari air dalam kondisi darurat. Ibu jgua memerlukan baju lebih seandainya terkena muntahan anak. Jangan lupa membawa alas untuk mengganti popok dan juga selimut tipis di perjalanan. Karena baju bayi berukuran kecil sebenarnya tidak terlalu makan tempat  untuk membawa lebih banyak.

Isi diaper bag saya:

popok siap pakai 3-4 (tergantung lama perjalanan), tissue basah ukuran besar, baju ganti lengkap minimal 3 stel, bedong lebar (bisa berfungsi sebagai selimut juga), alas untuk mengganti popok (bisa alas ompol atau perlak karet kecil), dan kantung plastik kecil. More than that sudah terlalu banyak rasanya…

Obat-obatan

Pastinya obat yang harus dibawa adalah obat penurun panas. Bawalah merk obat yang sudah biasa digunakan. Walau jenis obat ini mungkin mudah ditemukan di tempat tujuan tetapi tetap harus dibawa karena anak sering tiba-tiba panas di tengah perjalanan saat kita sulit menemukan apotek atau RS terdekat. Standar obat pelengkap adalah minyak telon atau minyak kayu putih favorit. Jika anak memiliki penyakit tertentu seperti alergi atau asma bawalah obat yang sesuai kebutuhan. Tidak ada salahnya browsing RS terdekat dari hotel tempat menginap jika sekira ada emergensi.

 

Baca juga: Penanganan kejang demam

 

Overall, travelling with family will include some drama.

 

Dari pengalaman pribadi, travelling bisa dilakukan untuk anak usia berapapun dengan persiapan yang cukup dan kelapangan dada.

 

So, selamat berlibur ya!!

 

 

 

dr. Fiona Esmeralda

Comments

  1. ayanapunya says:

    makasih tipsnya 🙂 kebetulan banget sebentar lagi aku mau bawa bayiku yang baru mulai MPASI ke tempat neneknya di Jakarta.

Feel free to leave your thoughts :)