Cara Belajar Tepat untuk Anak yang Perlu Diketahui Orang Tua

Sudah beberapa waktu saya berniat mengadakan sesi TeenHub.ID tentang motivasi diri dan cara belajar tepat untuk anak. Setelah maju mundur cantik mencari tanggal yang pas akhirnya terlaksana di akhir bulan September kemarin. Sesungguhnya saya memerlukan sesi tersebut untuk kakak yang kini di kelas 7 memulai petualangannya di SMP negri. Konon tidak mudah persaingannya. Tetapi ternyata kelas TeenHub.ID penuh hingga harus terselenggara dua kelas back to back. Alhamdulillah 🙂

 

Singkat cerita, kali ini saya ingin berbagi sedikit apa yang saya pelajari saat memandu acara dan turut mendengarkan materi yang diberikan oleh psikolog keluarga favorit TeenHub.ID yaitu Kak Nina (Anna Surti Ariani, S.Psi, M.Si, Psikolog).

Motivasi Diri

Nah, ini dia. Motivasi sebagai sesuatu yang abstrak mungkin sulit untuk dijabarkan. Seperti yang kita ketahui, motivasi ada yang bersifat eksternal dan ada juga yang internal. Eksternal berasal dari luar diri seperti dari guru, orang tua, harapan diberikan hadiah, dsb. Orang tua paling sering menjadi sumber motivasi eksternal. Kadang dalam bentuk semangat, dukungan, sampai ancaman dan teguran. I am also one of such (sigh…)

Menurut kak Nina, sikap nagging orang tua ini yang mematikan motivasi anak. Anak malah cenderung menjadi malas dan pasif. Terus, kita harus bagaimana? Intinya si anak harus memiliki motivasi diri. Apa sih yang kira-kira ingin dia capai dengan hasil ulangan yang bagus? Dengan rangking yang bagus? His/her own reason. Mungkin tidak persis sama dengan yang kita inginkan tetapi alasan tersebut layak diingat dan diingatkan kembali pada anak saat dia merasa bosan, jenuh, atau malas.

Untuk menghindari rasa seperti itu, bisa digali kembali kira-kira materi ini apa pentingnya untuk dipelajari oleh si anak. Misal, malas menghapal nama suku-suku di Indonesia lengkap dengan senjata, nama rumah adat, lagu, dsb. Kita bisa mengingatkan anak bahwa kita tinggal di Indonesia loh, perlu tahu juga ada macam-macam suku apa saja, bedanya apa saja satu sama lain, terus dikaitkan dengan suku di keluarga, teman, dan kenalan. Just to be more relevant dan anak mungkin bisa memiliki semangat baru. Sangat mungkin juga dikaitkan dengan cita-cita anak di masa yang akan datang berhubungan dengan beberapa mata pelajaran tertentu.

Cara Belajar Tepat untuk Anak

Next setelah memiliki motivasi (or being slightly more motivated), anak juga perlu tahu ada cara belajar yang tepat untuk anak dan apa saja yang mungkin memudahkannya. Saya pribadi merasa cara belajar yang mudah adalah dengan banyak menggaris buku atau catatan dengan spidol warna atau highlighter. Kemudian membuat beragam ringkasan yang colorful.

However, menurut kak Nina, belum tentu anak kita merasakan hal yang sama dengan kita. Bisa jadi buku yang berwarna-warni malah jadi pusing dibaca menurut dia. Dia suka buku yang polos tanpa coretan. Nah, di sinilah tempat orang tua juga perlu belajar lagi bersama anak. Belajar apa? Belajar memahami cara anak kita belajar.

Selain meringkas, ada sangat banyak cara belajar yang berbeda. Beberapa contohnya adalah menggunakan peta pikiran (mind map), akronim, gambar, jembatan keledai, body movement, dll. Kata kak Nina bisa dicari di google dengan keyword mnemonics.

Read more on mnemonics.

Kadang orang tua merasa bahwa membuat hal-hal tersebut terkesan membuang waktu dan malah memperlambat proses belajar. Ini adalah anggapan yang kurang tepat. Walau menggunakan waktu dalam membuat ringkasan, gambar, dll, anak nantinya akan lebih cepat menghapal materi. Perlu diingat bahwa tiap anak memiliki preferensi yang berbeda dan juga dapat bergantung pada jenis materi. Kalau materi PKn mungkin sulit digambar ya, berbeda dengan materi sains yang mungkin ada ilustrasi singkat yang dapat membantu.

So, saat mencari cara belajar tepat untuk anak, orang tua juga perlu membuka diri dan belajar bersama anak. Tentu secara absolut kita harus memberi semangat, batasan, target, dan suasana yang kondusif. Tetapi to a certain extent anak dapat bereksplorasi saat mencapai tujuan dan prestasi belajarnya.

 

Keep reading. Stay fit.

 

 

 

Fiona Esmeralda, dr, MM

www.askfionamd.com

 

Feel free to leave your thoughts :)