Tata Laksana Neonatal Sepsis

 

Definisi

Sepsis neonatus adalah sindrom klinis sistemik yang disebabkan oleh infeksi pada 1 bulan pertama kehidupan dan disebabkan oleh bakteri, jamur, protozoa.

 

Insidens

1-8 per 1.000 kelahiran hidup hingga 13-27 per 1.000 kelahiran hidup pada bayi dengan berat lahir <1.500 gram dengan angka mortalitas 13-25%.

 

Pembagian Sepsis

Jenis sepsis Usia bayi Gangguan High risk Tanda
Early onset sepsis (EOS) <3 hari Multisistem terutama pernapasan Riwayat ibu dengan infeksi rahim, demam dengan infeksi berat, ketuban pecah dini ≥2 tanda kelompok A atau ≥3 tanda kelompok B
Late onset sepsis (LOS) >3 hari, paling sering <1 minggu Ada fokus infeksi, disertai meningitis ≥2 tanda kelompok A atau ≥3 tanda kelompok B
Sepsis nosokomial Berhubungan dengan rawat di rumah sakit

 

Kelompok temuan yang berhubungan dengan sepsis

Kelompok A Kelompok B
Kesulitan bernapas (misal apnea, napas >60 kali/menit,retraksi dinding dada, grunting saat ekspirasi, sianosis sentral Tremor
Kejang Letargi atau lunglai
Tidak sadar Mengantuk atau aktivitas berkurang
Suhu tubuh tidak normal (sejak lahir atau tidak memberi respons terhadap terapi)

Suhu tidak stabil setelah 3 kali atau lebih pengukuran suhu normal

Iritabel/rewel, muntah, perut kembung
Persalinan di tempat yang kurang higienis Tanda-tanda muncul setelah hari keempat
Kondisi memburuk secara cepat dan dramatis Air ketuban bercampur mekonium
Malas minum, sebelumnya minum dengan baik

 

DIAGNOSIS

Diagnosis sepsis tidak mudah karena manifestasi klinis sering tidak jelas. Kultur darah sebagai gold standard membutuhkan waktu (3-5 hari) sementara penanganan sepsis harus sedini mungkin dan tidak boleh terlambat. Oleh karena itu, mengenali ada atau tidaknya faktor risiko menjadi hal penting yang harus digali dan ditelusuri melalui pemeriksaan penunjang dan pemantauan klinis.

 

Anamnesis

Kenali faktor risiko pada ibu dan/atau bayi

Ibu:

  • Dengan infeksi uterus, demam dan infeksi berat, atau ketuban pecah dini.
  • Dengan persalinan yang kurang higienis.

Bayi:

  • Lahir dengan asfiksia berat, bayi prematur, atau dengan erat lahir rendah.
  • Dengan cairan ketuban purulen, keruh, atau terdapat mekonium.
  • Dengan keinginan menyusu yang rendah, perburukan yang cepat.
  • Lemah, mengantuk, iritabel, muntah, distensi, dengan kejang, atau tidak sadar.

 

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum

  • Suhu tubuh tidak normal (biasa hipotermia)
  • Letargi
  • Kurang berminat menyusui
  • Iritabel
  • Perburukan yang cepat dan dramatis

Gastrointestinal

  • Distensi abdomen, diare, hepatomegali
  • Tanda muncul pada hari keempat.

Kulit

  • Perfusi kulit rendah, sianotik, petekie, ruam, sklerema, ikterik

Jantung dan paru

  • Takipneu, takikardia, gangguan pernapasan, hipotensi

Neurologis

  • Iritabel, hilang kesadaran, kejang, ubun-ubun membonjol, kaku kuduk sesuai meningitis

 

Pemeriksaan Penunjang

  • Pemeriksaan lekosit dan hitung jenis serial dilakukan untuk menilai perubahan akibat infeksi.
  • Peningkatan CRP, IgM.
  • Pemeriksaan kultur dan Gram pada darah, urin, cairan serebrospinal, dan uji sensitivitas kuman.
  • Analisis gas darah untuk hipoksia, asidosis metabolik, dan asidosis laktat.
  • Peningkatan kadar bilirubin.
  • Gangguan metabolik: hipoglikemia atau hiperglikemia.
  • Pemeriksaan cairan serebrospinal untuk menemukan peningkatan lekosit terutama PMN (polymorphonuclear), hitung lekosit ≥20/mL (usia <7 hari) atau ≥10/mL (usia >7 hari), peningkatan kadar protein, penurunan kadar glukosa, menemukan bakteria pada pewarnaan Gram (seperti tanda meningitis pada late onset sepsis).
  • Lakukan foto toraks jika terdapat sesak untuk menemukan penumonia.
  • Lakukan CT scan kepala jika terdapat gangguan neurologis untuk menemukan obstruksi cairan serebrospinal, infark, atau abses.

 

TATA LAKSANA

Antibiotik

Tata laksana dimulai dari memilih antibiotik broad spectrum yang mencakup bakteri Gram positif dan negatif seperti ampisillin and gentamisin. Setelah 48 jam tanpa perubahan dan belum menemukan bakteri maka ampisilin digantikan dengan sefotaksim dan meneruskan gentamisin.

Pada infeksi nosokomial, antibiotik diberikan sesuai dengan pola kuman rumah sakit.

Untuk meningitis, berikan dosis untuk Gram positif selama 14 hari dan untuk Gram negatif selama 21 hari.

Terapi diteruskan sesuai hasil kultur dan tes sensitivitas bakteri, tanda klinis, dan hasil dari pemeriksaan laboratorium serial.

Pernapasan

Pertahankan patensi jalan napas dan berikan oksigen untuk mencegah hipoksia.

Kardiovaskular

Pasang jalur intravena dan berikan cairan rumatan. Awasi perfusi jaringan dan tekanan darah.

Jika terdapat gangguan perfusi maka berikan volume expander (darah, albumin, NaCl fisiologis sesuai kebutuhan) 10ml/kg dalam 30 menit dan dapat diulang hingga 1-2 kali.

Mungkin memerlukan dopamin atau dobutamin.

Hematologi

Transfusi komponen darah jika diperlukan.

Nutrisi

Berikan nutrisi yang cukup.

 

Pencegahan Sepsis

  • Asuhan antenatal yang baik
  • Cegah dan tata laksana demam pada ibu dengan dugaan infeksi berat atau infeksi intrauterin.
  • Cegah dan tata laksana ketuban pecah dini.
  • Cegah abortus berulang.
  • Cegah persalinan prematur.
  • Lakukan persalinan aman dan bersih.
  • Lakukan resusitasi yang tepat.
  • Jangan lupa mencuci tangan sebagai tahap pertama dalam mencegah infeksi.
  • Identifikasi dini faktor risiko sepsis dan tata laksana yang tepat.

 

Tabel Dosis

Antibiotik Cara pemberian Dosis dalam mg

Hari 1-7

Dosis dalam mg

Hari ke-8 dst

Ampisilin IV, IM 50 mg/kgBB setiap 12 jam 50 mg/kgBB setiap 12 jam
Ampisilin

(meningitis)

IV 100 mg/kgBB setiap 12 jam 50 mg/kgBB setiap 12 jam
Sefotaksim IV 50 mg/kgBB setiap 8 jam 50 mg/kgBB setiap 8 jam
Sefoktaksim

(meningitis)

IV 50 mg/kgBB setiap 6 jam 50 mg/kgBB setiap 6 jam
Gentamisin IV, IM <2 kg: 3 mg/kgBB sekali sehari

>2 kg: 5 mg/kgBB sekali sehari

7,5 mg/kg BB setiap 12 jam

7,5 mg/kg BB setiap 12 jam

 

 

dr. Fiona Esmeralda, MM

Reviewed by dr. Daulika Yusna, SpA (RSAB Harapan KIta)

Feel free to leave your thoughts :)