Asma adalah salah satu manifestasi alergi selain rhinitis alergi dan dermatitis atopi. Namun asma termasuk keluhan yang tidak hanya mengganggu aktivitas anak juga dapat membahayakan jiwa.
Definisi
Asma adalah mengi berulang dan/atau batuk persisten dengan karakteristik sebagai berikut:
- episodik
- cenderung malam hari/dini hari (nokturnal)
- muncul setelah aktivitas fisik
- musiman
- terdapat riwayat asma/atopi pada pasien/keluarga lainnya
Eksaserbasi asma adalah perburukan gejala asma secara progresif meliputi:
- sesak napas
- batuk mengi
- dada rasa tertekan
Derajat serangan asma bervariasi dan bisa mengalami perburukan dalam tempo singkat dan dapat mengancam jiwa.
Serangan akut biasanya timbul akibat pajanan terhadap faktor pencetus (virus atau alergen).
Pencetus spesifik misalnya:
- aktivitas fisik
- emosi (tertawa atau menangis)
- debu
- makanan/minuman
- pajanan hewan berbulu
- perubahan cuaca/suhu lingkungan
- aroma parfum yang kuat
- asap rokok
Diagnosis
Anamnesis sangat penting untuk mendapatkan riwayat serangan yang jelas:
- Apakah anak mengalami mengi atau mengi berulang
- Apakah anak batuk atau mengi di malam hari
- Apakah anak batuk atau mengi setelah berolah raga
- Apakah anak batuk atau mengi, dada sesak setelah terpapar polutan atau alergen
- Apakah butuh waktu> 10 hari untuk sembuh dari pilek
- Apakah perbaikan dengan obat anti asma
Pemeriksaan Fisik
- Kesadaran
- Suhu tubuh
- Sesak napas
- Tanda gagal napas
- Tanda infeksi penyerta
- Penilaian derajat serangan asma
Tabel penilaian derajat asma
Parameter | Ringan | Sedang | Berat | Ancaman henti napas |
Sesak | Berjalan
Bayi: menangis keras |
Berbicara
Bayi: tangis pendek, lemah, sulit menyusu/makan |
Istirahat
Bayi: tidak mau minum/makan |
|
Posisi | Bisa berbaring | Lebih suka duduk | Duduk bertopang lengan | |
Bicara | Kalimat | Penggal kalimat | Kata-kata | |
Kesadaran | Mungkin iritabel | Biasanya iritabel | Biasanya iritabel | Kebingungan |
Sianosis | Tidak ada | Tidak ada | Ada | Nyata |
Mengi | Sedang, sering hanya pada akhir ekspirasi | Nyaring, sepanjang ekspirasi dan inspirasi | Sangat nyaring, terdengar tanpa stetoskop | Sulit/tidak terdengar |
Penggunaan otot bantu napas | Biasanya tidak | Biasanya iya | Ya | Gerakan apradoks torakoabdominal |
Retraksi | Dangkal, retraksi interkostal | Sedang, ditambah retraksi suprasternal | Dalam, ditambah napas cuping hidung | Dangkal/hilang |
Laju napas | Takipnea | Takipnea | Takipnea | Bradipnea |
Laju nadi | Normal | Takikardia | Takikardia | Bradikardia |
Pulsus padaroksus | Tidak ada <10 mmHg | Ada, >20 mmHg | Ada, > 20 mmHg | Tidak ada, tanda kelelahan otot napas |
PEFR/FEV1 (% nilai prediksi/% nilai terbaik)
Pra bronkodilator Post bronkodilator |
>60%
>80% |
40-60%
60-80% |
<40%
<60%, respons <2 jam |
|
SaO2 % | >95% | 91-95% | <90% | |
PaO2 | Normal (biasanya tidak perlu diperiksa) | >60 mmHg | <60 mmHg | |
PaCO2 | <45 mmHg | <45 mmHg | >45 mmHg |
Pemeriksaan penunjang:
- Pemeriksaan fungsi paru: peak flow meter, spirometri
- AGD: mungkin asidosis metabolik
- Darah lengkap dan elektrolit
- Fototoraks umumnya tampak hiperaerasi, dan mungkin terdapat komplikasi penumotoraks, atelektasis, penumomediastinum
Sumber:
Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia 2009
Manajeman serangan asma akut pada tingkat primer (GLOBAL Initiative for Asthma. Global Strategy for Asthma Management and Prevention 2014. Available from www.ginasthma.org)
Reviewed by dr. Widya Sri Hastuti, SpP
[…] Diagnosis Asma Akut dan Tata Laksananya […]