Demam dan Antipiretik

Demam adalah salah satu gejala klinis yang paling sering dijumpai oleh dokter anak maupun tenaga kesehatan lain pada umumnya. Orang tua seringkali membeli obat penurun panas (antipiretik) yang dijual bebas dan memberikannya pada anaknya untuk mempertahankan suhu normal pada anaknya yang sedang sakit. Sebanyak 25% orang tua menganggap suhu tubuh kurang dari 38°C sudah termasuk demam. Namun, indikasi pemberian antipiretik adalah suhu tubuh lebih dari 38,3°C dan untuk meningkatkan kenyamanan anak.

Diskusi antipiretik haruslah dimulai dengan pertimbangan akhir terapi. Mencapai suhu normal bukanlah tujuan terapi tetapi fokuskan pada kenyamanan anak dan tanda adanya penyakit serius lainnya. Selain itu, pemberian antipiretik yang juga memiliki efek analgetik dapat menutupi keluhan penyakit lain.

Beberapa pilihan antipiretik adalah sebagai berikut:

Asetaminofen

Asetaminofen adalah pilihan utama dalam penanganan demam. Dosis 10-15 mg/kgBB per dosis yang diberikan secara oral setiap 4-6 jam dianggap secara umum aman dan efektif. Onset kerja asetaminofen adalah 30-60 menit setelah diberikan.

Ibuprofen

Penggunaan ibuprofen semakin meningkat karena memiliki efek klinis yang lebih panjang untuk menurunkan suhu tubuh dengan dosis 10 mg/kgBB. Namun, seperti halnya dengan OAINS (obat anti inflamasi non steroid) lainnya, ibuprofen dapat memicu gastritis walau tidak ada data yang mendukung demikian pada penggunaan kasus akut seperti demam. Oleh karena diduga nefrotoksik, ibuprofen digunakan dengan hati-hati pada bayi usia kurang dari 6 bulan, anak dengan kelainan ginjal, dengan dehidrasi, atau dengan penyakit kompleks.

Terapi Kombinasi

Praktik yang lazim dilakukan adalah mengkombinasikan penggunaan asetaminofen dengan ibuprofen. Walau 4 jam adalah interval pemberian yang umum, banyak orang tua memberikan kombinasi antipiretik pada interval yang lebih pendek. Hal ini menandakan tidak adanya kesepakatan dalam pemberian terapi kombinasi ini. Menurut penelitian, pemberian terapi kombinasi jika dibandingkan dengan pemberian antipiretik tunggal tidak menunjukkan hasil yang berbeda secara signifikan. Selain memperhitungkan efektivitas terapi kombinasi ini, keamanan terapi kombinasi tetap menjadi pertimbangan utama.  Mengingat sebagian besar orang tua tidak memahami instruksi pemberian dosis secara benar dikombinasikan dengan tersedianya beragam sediaan di pasaran, dapat mengakibatkan pemberian dosis yang tidak tepat (underdosed or overdosed). Dokter yang menyarankan terapi ini harus memastikan orang tua memahami dosis yang harus diberikan, interval antar obat, dan menekankan bahwa kenyamanan anak lebih penting daripada penurunan suhu tubuh.

 

 

dr. Fiona Esmeralda, MM

Fever and Antipyretic Use in Children. Sullivan JE, Farrar HC, American Academy of Pediatrics, Volume 127, Issue 3, March 2011

 

Feel free to leave your thoughts :)